scentivaid.com mycapturer.com

Hot Threads

Untuk Kamu para fresh graduate



Suka-Duka Para Fresh Graduate Yang Baru Pertama Kali Jadi Karyawan
Kata orang, kehidupan nyata itu baru dimulai ketika kamu meninggalkan bangku kuliah dan benar-benar menginjak dunia kerja. Kamu mulai diberi tanggung jawab yang lebih besar, dan dituntut untuk lebih profesional. Transisi ini bisa membuatmu disergap berbagai kecemasan. Di lain pihak, ada juga hal-hal yang akan bisa membuatmu senang.


Nah, apa aja sih sebenarnya suka-duka yang bakal kamu rasakan sebagai fresh graduate yang baru saja dapat pekerjaan pertama?

Duh…pakai baju apa, yaaaa?
(images from : www.google.com)

Di hari-hari pertamamu di kantor, kamu ingin menunjukkan kalau kamu pantas mendapatkan pekerjaan itu, termasuk dengan mengeluarkan penampilan terbaikmu.
Kebiasaan memakai kaos oblong ala mahasiswa harus dibuang jauh-jauh. Kamu juga mulai belajar berdandan yang lebih niat. Kalau dulu kamu cukup pergi ke kampus dengan bedak bayi dan lipgloss, sekarang kamu akan menyempatkan diri menata rambut dan mengulas lipstik.

Kalo besok aku bangun telat, gimanaaa?
(images from : www.google.com)

Mungkin kebiasaanmu begadang waktu mahasiswa masih sulit dilepaskan. Padahal sekarang, risiko bangun terlambat lebih besar: terjebak macet, telat datang ke kantor, dan ditegur bos.
Ketakutan-ketakutan semacam ini bisa membuatmu memilih tidak tidur sama sekali ketika sudah telanjur begadang. Atau sebaliknya, ketakutan ini malah membuatmu memaksa diri mengatur jam biologismu, sehingga kamu bisa jadi yang paling tepat waktu di kantor.

“Ntar gue bisa adaptasi nggak ya? Teman-teman kerjanya gimana?”
(images from : www.google.com)

Yang pertama kali terlintas di otakmu saat kamu tahu kamu diterima di perusahaan itu: “Bosnya gimana ya?” Kamu khawatir kalau bosmu adalah orang yang kaku dan galak. Kamu pun khawatir kalau kamu melakukan kesalahan fatal yang bisa membuatnya menilaimu negatif.
Kamu juga mencemaskan pembawaan rekan-rekan kerjamu. Kamu takut mendapat perlakuan tidak adil hanya karena kamu masih junior, atau karena ada teman kantor yang rese. Kamu pun akan mengkhawatirkan apa yang sebaiknya kamu obrolkan dengan teman kantormu. Mau ramah, takut dibilang kepo. Mau kalem, takut dikira nggak komunikatif. Kamu kudu piyee?

Kamu takut tidak bisa menuntaskan pekerjaan yang diberikan bosmu
(images from : www.google.com)

Sebagai anak baru, kamu pasti takut tidak bisa menyelesaikan segala tugas yang diberikan ke kamu. Ketika kamu diterima bekerja di bank, kamu akan dihadapkan dengan laporan-laporan keuangan yang harus kamu cek setiap harinya. Kamu takut akan membuat kesalahan, sehingga menyebabkan pekerjaan orang lain berantakan.
Saking ingin maksimalnya bekerja, kadang kamu harus lembur di hari-hari awal. Akibatnya, cap sebagai “anak lembur” pun menempel di kamu.

Kamu akan dihadapkan pada hal bernama rutinitas
(images from : www.google.com)

Waktu masih jadi mahasiswa dulu, kamu terbiasa melakukan apapun kapanpun. Mau bangun pukul berapa, terserah; mau tidur pukul berapa, terserah; mau makan siang kapan, terserah; mau menghabiskan sehari semalam buat skripsi, terserah; mau nggak ngapa-ngapain? Terserah!
Di dunia kerja, kamu akan dihadapkan dengan jam kerja yang rutin, teratur dan “saklek”. Kamu harus sudah ada di kantor pukul 8 atau 9 pagi. Punya waktu untuk makan siang dari jam 12.30 sampai jam 1 siang. Tidak boleh pulang sebelum jam 7 sore. Begitu seterusnya, sampai akhir pekan tiba.

Ketika harus pulang duluan, kamu akan segan untuk berpamitan
(images from : www.google.com)

Jam pulang kerja menjadi hal yang membuatmu segan. Kalau kamu pulang kantor lebih dulu dari pegawai yang lain, kamu takut dicap malas, nggak mau berusaha maksimal dan tidak punya loyalitas.
Kamu pun takut kalau kamu dicap sebagai anak baru yang tidak tahu hormat, karena pulang duluan dari kantor. Terkadang, kamu harus menunggu rekan kerja lain pulang duluan. Barulah kamu “ngikut”. Hehee.

Kamu suntuk, dan mulai bermimpi untuk cuti
(images from : www.google.com)

Ketika sudah beberapa minggu bekerja di kantor baru, rasa excited yang dulu sempat menghampirimu kini hilang. Kamu telah dihadapkan pada realita yang sebenarnya. Pekerjaan di kantor menyita sebagian besar waktumu. Kamu berkutat dengan rekan-rekan yang itu-itu saja. Kamu pun PASTI mulai jengah pada tugas yang diberikan bosmu, serta laporan-laporan rutin yang harus kamu buat.
Kamu pun mulai bermimpi di siang bolong tentang cuti. Bulan depan ke Karimun Jawa, dua bulan lagi ke Yogya, minggu depan pulang ke rumah orang tua: pokoknya kamu ingin kabur, kemana saja. Cuti gigi lu gondrong, boro boro cuti weekend pun kadang tersita waktunya haha

Kamu membayangkan apa yang akan kamu beli dengan gaji pertamamu
(images from : www.google.com)

Sebagai orang yang hidupnya selama ini tergantung pada uang bulanan, memikirkan gaji pertama pasti akan membuatmu bersemangat dan senang. Kamu mulai bermimpi untuk memberikan ke orang tua(kalau ada sisa :p), atau menyisihkan sebagiannya untuk mentraktir sahabatmu. Dengan ini, kamu akhirnya bisa menunjukkan kalau kamu bisa mandiri.
Di sisi lain, ada puluhan barang yang ingin kamu beli: HP baru, baju yang lebih oke, spare part motor…kamu pun bingung harus menghabiskan gaji pertamamu untuk apa.
Untuk kamu yang sedang menunggu gaji pertama, selamat menunggu! Pergunakan gajinya sebaik mungkin, ya.Catatan: gaji pertama pasti tidak akan bertahan sampai akhir bulan untuk anda para fresh graduate dan kali pertama kerja :pkalo salah apa kata ane, boleh ente POTONG nih KUPING bebek :p

Nongkrong mulai menjadi hal yang absurd bagimu
(images from : www.google.com)

Waktu kamu masih jadi mahasiswa, kamu bisa nongkrong hampir setiap malam (kalau kamu mau). Tapi sebagai pekerja, bahkan akhir pekan pun rasanya sayang untuk dihabiskan di luar rumah. Kadang, kamu hanya ingin sendirian – nonton TV atau internetan.
Rutinitas kerja membuat waktu yang bisa kamu habiskan dengan sahabatmu jauh berkurang. bahkan sampai dibilang kamu sekarang SOMBONG Hingga hampir larut malam, kamu masih dituntut untuk fokus dengan pekerjaanmu. Tak jarang, ini membuat hubunganmu dengan teman-teman lama menjadi lebih renggang.

Kadang, kamu masih tidak percaya kalau sekarang kamu sudah kerja
(images from : www.google.com)

Sebagai fresh graduate yang baru punya pekerjaan pertama, pikiran-pikiran ini mungkin masih mendominasi kepalamu:
“Seriusan nih gue kerja?”
“Besok aku kerja loh. KERJA!”
Sebelumnya, kamu hanya seorang mahasiswa biasa yang doyan ke perpustakaan atau nongkrong di depan 7-11 (SEVEL). Sekarang, kamu sudah harus lebih bertanggung jawab. Kalau dulu kamu berani meminta uang jajan ke orang tua, kali ini kamu akan bangga bisa menolaknya.
Tapi, bekerja bukan hanya soal menghasilkan uang sendiri. Bekerja adalah caramu membuktikan bahwa ada makna yang bisa kamu berikan ke orang lain. Ilmumu, hatimu, dan kerja kerasmu sebagai individu: semuanya terpakai. Menyadari hal itu, kamu harus bangga.
Transisi dari menjadi mahasiswa ke pekerja kantor tidak selalu mulus. Ada hal-hal yang menyenangkan, memang, tapi ada juga rasa cemas dan ketakutan. Tenang: kalau kita sabar menghadapinya, ketakutan-ketakutan itu akan sirna. Saat kamu memulai hari pertamamu di kantor, tersenyumlah. Perlahan tapi pasti, kamu akan menyadari bahwa ada banyak yang bisa kamu lakukan di dunia ini.

WELCOME TO A REAL LIFE SURVIVE !!!SURVIVE !!!SURVIVE !!!LIFE MUST GO ON !

massprii.blogspot.com

Masukkan email untuk berlangganan





Baca berita terbaru dengan email anda

Delivered by FeedBurner

Anggapan dan Pertanyaan untuk perempuan yang masih perawan


10 Anggapan dan Pertanyaan Tentang Perempuan yang Masih Perawan

Melepas keperawanan bagi perempuan sepertinya menjadi dilema tersendiri. Apalagi sekarang ini, hal tersebut bukan lagi hal yang sangat tabu untuk dibicarakan. Bahkan sudah banyak orang tua dan guru yang membuka diri mereka untuk berbicara tentang pendidikan seksual sejak dini. Lantas, kenapa sih masih banyak perempuan yang mempertahankan keperawanan di era yang modern ini? Ini jawabannya!

Apa yang Kamu Tunggu?
Mungkin banyak orang berpendapat bahwa ketika seorang perempuan sudah beranjak dewasa, hal yang paling dinantikan adalah sentuhan seksual. Namun, jika kamu masih belum siap dengan hal ini, tentu kamu akan mempertahankannya bukan? Kesiapan seksual bukan hanya muncul secara fisik, tapi juga secara mental.

Kamu Gak Serius Sama Dia?
Saat menyatakan bahwa berhubungan secara intim merupakan salah satu ciri bahwa kamu telah siap berkomitmen dan serius dalam hubungan percintaan, maka kamu ada di posisi yang kurang pas karena tidak semua hubungan seksual berakhir atau bermula dari komitmen. Bukankah sekarang kita juga sering menemukan istilah “one night stand?”

Kamu kan Cantik!
Saat seorang perempuan cantik tidak disentuh oleh seorang laki-laki pun, maka akan banyak pertanyaan. Bahkan mungkin kamu yang perawan pun bertanya, “Kamu kan cantik! Kok gak ada yang mau sama kamu?” Padahal, cantik bukan berarti harus melepas keperawanan, kan?

Apa! Kamu Masih Perawan?
Pernahkah kamu mendengar pertanyaan kaget seperti itu saat mengakui bahwa dirimu masih perawan? Pertanyaan seperti ini mungkin akan diajukan kepada kamu yang tetap bergaul dengan banyak orang, mencoba berbagai hal, namun tetap menjaga keperawananmu.
Hal ini bukanlah hal aneh sebab kebanyakan orang akan menilai dirimu berdasarkan penampilan dan dengan siapa kamu bergaul. Tapi, tidak seorang pun tahu apa yang ada di dalam pikiranmu kan?

Kok Bisa?
Setelah berusaha untuk percaya bahwa kamu masih perawan, maka orang-orang itu akan bertanya lebih lanjut “kok bisa?”. Pertanyaan seperti ini memperlihatkan bahwa kebanyakan perempuan sulit untuk mempertahankan keperawanannya. Padahal, setiap orang punya persepsi dan prinsip masing-masing untuk menjalani kehidupan kan?

Kamu Normal Gak, sih?
Pertanyaan ini mungkin akan muncul dari teman-teman lawan jenismu. Tapi, normal atau tidaknya orientasi seksual seseorang kan bukan dilihat dari apakah kamu bisa menjaga keperawanan atau tidak kan?

ML itu Enak, lho!
Seolah-olah bercinta bukan merupakan hal yang sacral, orang-orang terutama anak muda akan mengatakan hal ini padamu. Tapi, kamu harus yakin jika bercinta atau melakukan hubungan seksual bukan hanya karena enaknya saja, tapi juga perlu keyakinan. Intinya, bercinta bukan hanya dengan rasa tapi juga dengan asa.

Kamu Takut Dosa, ya?
Pertanyaan yang satu ini biasanya dilayangkan jika kamu memiliki basic agama yang kuat atau terlihat sering beribadah. Tapi, baik hal itu merupakan alasannya atau bukan, tentu kamu tidak ingin kan jika ada pertanyaan seperti ini untuk hal-hal yang sebenarnya diyakini banyak orang?

Belum Pernah ML? Cobain deh!
Seperti yang sudah disebutkan di atas, melakukan hubungan seksual bukan hanya soal rasa dan bukan untuk coba-coba. Kamu perlu melakukannya dengan keyakinan, kepercayaan, dan rasa kasih sayang yang bisa membuatmu nyaman.

Kalau Gak ML, Ngapain Pacaran?
Pertanyaan ini mungkin akan diajukan ketika kamu memiliki pacar, tapi sama sekali tidak melakukan hubungan seksual. Padahal, pacaran bukan hanya mengenal pasangan secara fisik, tapi juga secara mental dan keseluruhannya kan?

So Gladis, jika kamu memang punya prinsip untuk mempertahankan keperawananmu dan menjaganya sampai menemukan orang dan waktu yang tepat, gak ada salahnya kalau kamu berbagi persepsi dan argumen dengan teman-temanmu karena seks bukan hanya soal hasrat, tapi juga soal keyakinan 
buat para "cowo" hargai dan hormatilah perempuan inget gan walla takrobu zina "jangan kau mendekati jina"

massprii.blogspot.com

Masukkan email untuk berlangganan





Baca berita terbaru dengan email anda

Delivered by FeedBurner

SEO FRIENDLY, MOBILE FRIENDLY, HIGH SPEED, NO JUNK, NO SPAM, BERMANFAAT, BERGUNA, MANDIRI.

Featured Content