Permainan petak umpet waktu kecil ternyata berefek buruk bagi anak-anak yang maininnya. Petak umpet adalah permainan di mana ada satu orang yang jaga, dan yang lain bersembunyi. Itu menyenangkan kalau dilakukan waktu kecil. Namun semuanya berubah ketika beranjak dewasa. Permainan petak umpet menjadi menakutkan, sekaligus menyakitkan, karena yang di-petak-umpet-kan bukan lagi badan kita, tapi perasaan. Lebih menyesakkannya lagi, seringnya main petak umpet sendiri. Diri sendiri yang ngumpetin perasaan, dan diri sendiri yang menjaganya.
Banyak alasan yang dijadikan pembenaran oleh orang-orang yang sedang menyembunyikan perasaan. Ada yang tetap bersembunyi karena nggak mau ngalahin gengsi, ada yang bilang menyembunyikan perasaan karena rasanya mustahil menggapai si dia, ada yang memutuskan menyembunyikan perasaan karena takut merusak kedekatan yang sudah terjalin, sampai yang paling pahit, menyembunyikan perasaan karena harus, karena dia sudah milik yang lain.
(images from : www.google.com)
Nggak ada orang yang menyembunyikan sesuatu tanpa usaha. Sayangnya, usaha menyembunyikan sesuatu itu selalu terkesan seperti sedang berbohong. Ya memang, daripada ketahuan sedang menyembunyikan perasaan, entah itu suka, cinta, atau cuma kangen, orang itu biasanya menutupinya dengan ini.
“Apa kabar?”
(images from : www.google.com)
Nggak ada “Apa kabar?” yang benar-benar “Apa kabar?” Pertanyaan ini bisa banget sebenarnya berarti “Apa kabar sama pacar kamu? Kapan putus?” atau “Apa kabar hati kamu? Masih mencintaiku? Hahaha, nggak deh, hati kamu mana pernah kayak gitu.”
Untuk urusan mantan, pertanyaan ini sering kali terlontar dan diikuti dengan “Ke mana aja? Sombong deh.” Padahal niatnya mau bilang “Kamu makin cakep. Aku kangen,” jadi berbelit-belit dan basi kayak gitu.
Biasanya lagi, akan bawa-bawa orang lain buat makin menutupi perasaan, misalnya dengan bawa-bawa mama. “Mama nanyain kamu.” Mama di sana mungkin maksudnya hati.
Pada tingkatan lebih absurd lagi, sampe anggota-anggota keluarga lain ikut dibawa juga. “Papa ngajak main catur tuh,” “Kakak pengen ditemenin ke bengkel tuh,” sampe “Si bibi ngajak nyuci bareng tuh.” hahaha basi deh pokoknya.
“Ada tugas nggak?”
(images from : www.google.com)
Ini sangat berlaku buat secret admirer.
Orang yang lagi jatuh cinta, pastilah pengen ngobrol banyak sama orang yang lagi dia suka. Tapi keadaannya menjadi sulit ketika suka + gengsi, gengsi (tapi gak punya bahan obrolan) = kikuk.
Karena kikuk, jadilah apa juga ditanyain, contohnya tugas itu. Tugas dijadikan lahan modus bagi mereka yang menyembunyikan perasaan supaya bisa kontekan sama sang idaman. “Eh, ada tugas nggak?” Niatnya sih nanya kayak gitu biar obrolannya manjang, eh apesnya dibalesnya singkat doang, “Gak tau.” Atau kalau dia gaul balesnya, “Gx tw.” Mwaaahahaha
Emang gitu sih orang yang lagi nyembunyiin perasaan mah, demi mengisyaratkan “gue kangen!” atau “gue suka” tapi pake ditutupin sampe pertanyaan paling nggak penting sekalipun ditanyain, “Eh, penggorengan di rumah aku bentuknya oval loh, kalo di rumah kamu kayak gimana sih? Oval juga apa limas segitiga?” muawahahaha.
“Minjem catetan dong!”
(images from : www.google.com)
Kalau suka sama orang emang bawaannya pengen ketemu lagi, ketemu lagi. Dan teknik paling standar, basi, tapi masih ampuh dalam usaha mendekati sambil menyembunyikan perasaan.
Bilangnya sih minjem catetan, padahal dia juga udah nyatet. Minjem biar ada alasan biar kalau catetan dia ditanyain, dia ingat nama kamu dan nyebutin nama kamu. “Lagi dipinjem sama si kupret, tuh!” Misalnya. Dan yang pasti, kalimat ini sering dipake buat nyembunyiin perasaan ingin ketemu terus sama si gebetan.
“Cuma temen kok.”
(images from : www.google.com)
Kalimat ini sering digunakan bagi mereka yang sudah dekat, sudah dekat, dekat banget, sampe-sampe bikin orang-orang di sekitarnya, khususnya teman-teman terdekatnya bingung lalu bertanya, “Kalian ini sebenernya gimana sih?” atau “Kalian deket banget, jadian ya?”
Tapi semuanya terbentur karena perasaan yang terus kamu sembunyikan, atau mungkin pas ditanya orangnya ada di situ, jadilah hanya bisa bilang, “Iiih apa sih, cuma temen kok.”
Padahal dalam hati “Cuma temen kok. Pengennya sih lebih, tapi dianya gak nembak-nembak.” #eaaaDan inilah yang paling sering orang gunakan untuk menyembunyikan perasaan. Misalnya ketika gebetan yang selama ini dideketin akhirnya malah jadian sama yang lain, atau ketika kangen tapi orang yang dituju nggak kunjung nyadar. Bisa saja orang itu nulis, padahal hatinya :'(, :'(((((, atau bahkan......
Apa pun alasannya, apa pun cara yang digunakannya, tujuan dari menyembunyikan perasaan adalah: untuk ditemukan.
No comments :
Post a Comment